TEMUKAN MUTIARA DALAM DIRI DENGAN KESADARAN MURNI

Saat Engkau di Dalam Dirimu (Pencarian Yang Telah Usai)

Engkau telah selesai dan menyadari.
Engkau sangat menikmati segala hal apapun saat hening.
Engkau sudah akan berhenti mencari.
Engkau tahu segala hal apapun itu memang tujuan itu sendiri.

Karena Tuhan sejati-Nya meliputi segala sesuatu tentang yang ada.
Ini bukan tentang pencarian lagi. Karena buat apa Engkau mencari-Nya. Jika Dia adalah segala sesuatu yang hadir saat ini.

Jika kita masih mencari maka kita sejatinya belum menyadari-Nya. Bahwa Dialah yang ada dan selalu hadir setiap waktu. Maka inilah kenyataan-Nya.

Bahwa untuk merasakan Dia ada dan hadir. Kita tidak perlu lagi mencari-Nya kemana-mana, tapi menikmati segala hal apapun detik ini. Kita merasakan segala hal apapun tentang hidup kita.

Ini hal yang sangat sederhana, namun sulit untuk di pahami dan di mengerti. Maka saat ini sudah di "Rasakan" kita akan selesai mencari "Tuhan" dimanapun.

Maka dengan kata sederhana "Tuhan" adalah Kebahagiaan dan Kekecewaan yang kita alami. Tawa dan Tangis. Sakit dan Sehat. Segala keutuhan yang ada di hidup kita sendiri.

Bahkan sederhana-Nya Dialah hembusan nafas, detak nadi, detak jantung irama yang bisa kita rasakan. 

Maka ini sungguh nyata kita tidak akan kemana-mana dalam pencarian lagi. Jika kita mencari-Nya tentu sampai seumur hidup tidak dapat menemui apapun.

Karena saat kita mencari yang kita tuju adalah sosok, tempat dan sesuatu yang kita anggap pencapaian.

Menemui-Nya adalah Saat kita menyadari segala sesuatu yang ada di kehidupan ini adalah "Tuhan" itu sendiri. Maka kita akan  benar-benar selesai dan selalu menikmati momen detik ini dengan bahagia dan damai.

Salam Cinta dan Cahaya

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

DIRI YANG MURNI (DIRI SEJATI)

Image
Diri Yang Memang Sudah Menjadi Kemurnian Kita Sebelum di dalam kandungan.  Dan saat dalam kandungan diri sejati itulah yang selalu menjaga kita, bahkan memberi peringatan pada kita agar selalu berhati-hati. Kehidupan dan Kematian itu sejatinya adalah kesatuan. Karena keduanya sudah ada di dalam diri kita sendiri.  Kehidupan di dunia adalah kematian sementara bagi jiwa, dan kematian di dunia adalah kehidupan abadi bagi jiwa. Kematian Sejatinya Kehidupan. Kehidupan Sejatinya Kematian. Terwujud nyata hingga detik hembusan nafas terakhir akan menjadi manfaat bagi sesama manusia dan seluruh alam semesta ini. Inilah tujuan kesejatian Sang Diri Sejati. Jika kita menyadari hal ini. Berpegang teguhlah pada Diri Sejati Karena Hanya Dialah Yang Paling Murni dalam diri kita. Diri sejati itulah yang wajib di sekenali secara pelaksanaan setelah mengalami proses kematian kebathilan kesyrikan pikiran  ( diri palsu) Sehingga bangkit dan wujudlah diri yg haq atau diri sejati Hanya diri sejati yg mampu m
Read more

JIWAKU YATIM PIATU

Image
Jiwaku adalah *yatim piatu* Tidak ber ibu  & tidak ber ayah  Tidak pernah lahir tidak pernah mati Dia datang dari percikan yg  *maha kekal abadi*  Dia datang dari *Ketiadaan* hingga menjadi *Ada* lalu kembali pada *ketiadaan* Aku lebih mengutamakan makanan kebutuhan jiwaku,walau puluhan ratusan ribu ringgit ,karana jiwakulah yg mampu menlindungi dan menyelamatkan tubuhku  Sebagai kenderaanku untuk melaksanakan Amanah Allah yg di kirim kepadaku  Jiwaku akan kurus sakit haus, hampa & kegelapan, kelaparan ketika jiwaku tidak mendapat makanan  nutrisi hidangan yg lezat dari langit rohani .
Read more

KARMA BURUK BERULANG KEMBALI

Image
Pengulangan Yang Sama Makna Namun Beda Jalan Cerita. Setiap kita punya pembelajaran tentang segala sesuatu yang jika belum kita sadari akan mengulangi kembali. Ini tentang segala hal dalam hidup kita saat ini. Maka dari hal itulah tak ada satupun hidup yang sia-sia, segala yang ada dan kita lalui ini semuanya adalah "Kebenaran". Saat kita benar-benar menikmati setiap inci rasa detik ini betapa detil-Nya kita paham semuanya tentang ilmu "Rasa". Bahwa setiap peristiwa yang hadir dalam hidup kita membawa arti tentang "Rahasia Diri Kita Sendiri".  Inilah hal yang akan kita rasakan sendiri saat kita mulai percaya kepada "Diri Kita Sendiri".  Ketika kita masih menunggu nasihat dari luar bahkan kita masih menunggu kebaikan yang harus di sampaikan oleh diluar diri kita. Itu tanda kita masih takut terhadap hidup kita sendiri. Takut kepada perjalanan diri kita sendiri. Masih merasa apa salah dan apa benar? Apalagi di tambah ada seseorang yang mengatakan ki
Read more